Header




Kamis, 30 Agustus 2012

Spec Ops: The Line Gagal Penuhi Ekspektasi


Walaupun Spec Ops dapat dikatakan sebagai salah satu game shooter yang memiliki reputasi yang cukup besar, ternyata nama besar tersebut tetap tidak dapat menarik hati para pemain sekuel terbaru dari seri tersebut, yaitu Spec Ops: The Line. Alhasil, Spec Ops: The Line yang direncanakan sebagai sebuah "kejutan" bagi para fans, justru kini hanya menjadi "sebuah game shooter lainnya", paling tidak begitu menurut, lead designer dari Yager Studio, pengembang Spec Ops: The Line, Cory Davis.

Menurut Davis, hal yang paling "menjatuhkan" Spec Ops: The Line adalah adanya mode multiplayer. Davis mengungkap bahwa Spec Ops: The Line sebenarnya memiliki pesan moral di balik ceritanya yang kelam, yaitu pandangan yang berbeda terhadap kekerasan yang kerap ditampilkan dalam game shooter. Melalui Spec Ops: The Line, Davis mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya ingin menunjukkan "sisi lain" dari game shooter, yaitu adanya rasa iba. Tetapi hal tersebut justru "dirusak" oleh adanya mode multiplayer.

Alhasil, menurut Davis, pesan moral yang ingin disampaikan justru tidak tersampaikan. Davis mengungkap bahwa alasan Yager Studio memasukkan multiplayer mode adalah karena hal tersebut merupakan tuntutan dari penerbit Spec Ops: The Line, 2K Games. Pada akhirnya, berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh Yager Studios, mode multiplayer Spec Ops: The Line cenderung "sepi" pemain. Salah satu alasan yang diungkapkan adalah bahwa "(mode multiplayer) ini sama saja dengan (mode multiplayer) game lain dan tidak ada yang baru". Davis pun mengungkapkan kekecawaannya karena mode multiplayer ini telah merusak elemen "kejutan" serta "pengalaman bermain yang berbeda" yang semula direncanakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar